Data dari Walhi menyebutan laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. [Badan Planologi Dephut, 2003].
Akibat dari kerusakan hutan ini adalah meningkatnya kada CO2 di atmosfer disertai dengan turunnya kadar oksigen (O2). Untuk setiap hektar hutan yang ditebang, sebanyak 0.3-2.1 ton C per hektar tidak dapat di serap oleh hutan. Jika angka ini dikalikan dengan jumlah hutan yang ditebang, maka total C yang tidak dapat diserap adalah 30-213 juta ton per tahun. Sejumlah besar C ini akan berfungsi sebagai “kaca” dalam efek rumah kaca yang akan menaikkan suhu bumi.
Akibat lain dari penebangan hutan ini adalah berkurangnya oksigen untuk kehidupan. Oksigen merupakan salah satu gas penting untuk kehidupan, tanpanya maka tidak akan ada kehidupan. Itulah sebabnya mengapa hanya di bumi yang ada kehidupan, planet lain seperti mars tidak mempunyai kehidupan karena atmosfirnya tidak mengandung oksigen.
Manusia memerlukan kurang dari 0.5 kg oksigen per hari atau sekitar 140 kg per tahun. Sedangkan untuk tiap hektar hutan dihasilkan oksigen sebesar 6250 kg per tahun dari proses fotosintesis (1 hektar hutan cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen 44 orang). Jika total hutan Indonesia yang telah dirusak adalah 101.7 juta Ha pada tahun 2000, maka sejumlah 4.4 milyar manusia terancam kekurangan oksigen, belum lagi jika dihitung dari lahan yang rusak. Hanya dengan menjaga hutan Indonesia tetap hijau, maka kenutuhan oksigen seluruh penduduk dunia tercukupi.
Selain untuk menjaga atmosfer, hutan juga berfungsi sebagai penyimpan air, pembersih polusi udara, polusi air, tanah, dan bahkan suara. The only way to save our live, Save Our Forest..
No comments:
Post a Comment