Algae, power for future

Makin menurunnya produksi minyak dunia di barengi dengan kenaikan konsumsi yang cukup signifikan dari negara yang sedang berkembang pesat seperti China dan India mendorong harga minyak hingga lebih dari 150 dolar per barrel. Perkembangan harga minyak ini makin mendorong perkembangan energy alternatif salah satunya adalah biodiesel. Biodiesel dipersiapkan sebagai energi alternatif untuk bahan bakar diesel. Sumber bahan baku yang digunakan kebanyakan berupa minyak nabati seperti minyak kanola, minyak kedelai, minyak sawit, dll. Diantara beberapa sumber minyak, sawit adalah pohon penghasil minyak dengan produktifitas per hektar tertinggi, mencapai 6 ton per ha per tahun.

Salah satu kelemahan pengembangan biodiesel ini adalah dibutuhkannya lahan yang cukup luas dan juga peruntukannya yang berbenturan dengan pangan. Kondisi ini menyebabkan naiknya harga bahan makanan, terutama yang berbahan baku minyak nabati. Disamping itu muncul juga pertanyaan 'seberapa hijaukah biofuel ini?'. Ini terkait dengan penggunaan pupuk yang juga berbahan dasar fosil, energi untuk pengangkutan material, energi pengolahan biofuel, dan energi untuk distribusi. Jangan-jangan hasilnya negatif.

Alternatif lain datang melalui alga. Alga memmunyai kemampuan untuk menyerap energi matahari untuk berfotositesis lebih besar daripada tumbuhan lain, sehingga produk yang dihasilkan juga lebih banyak. Pada kondisi ideal, alga (jenis tertentu) mampu menghasilkan biomass sebesar 180 ton per ha per tahun dengan kadar minyak mencapai 40% (72 ton per ha per tahun, bandingkan dengan sawit yang hanya 6 ton per ha per tahun). Keunggulan lainnya adalah alga hidup di perairan sehingga memungkinkan untuk dikembangkan dilaut, bukankah luas lautan lebih besar daripada daratan? Minyak ini dapat diambil dengan cara pengepresan atau ekstraksi dengan palarut untuk kemudian di reaksikan menjadi biodiesel.

Sekenario lain yang bisa dikembangkan adalah dengan membiakkan alga dengan memanfaatkan sumber CO2 untuk fotosistesis dari gas buang industri. Dengan begitu, selain menghasilkan energi juga mengurangi polutan berupa CO2 diudara.

I believe in Algae..

Sumber bacaan tentang algae ini dapat ditemukan di www.energybullletin.net, atau search di google untuk hasil yang lebih luas..

Reliability

Reliable berarti tangguh terhadap berbagai kondisi. Salah satu hal wajib dalam mendesain pabrik adalah mengenai reliability yang terkadang hal ini bukan ditunjukkan oleh peralatan yang canggih dan mahal, terkadang hal-hal kecil yang terlihat sepele dan sebenarnya “tidak mahal” lah yang menentukan reliability suatu pabrik. Main plant membutuhkan steam dengan pressure 1.5 bar (g), selain itu pabrik juga membutuhkan power. Dan kemudian, power bisa dibangkitkan menggunakan steam turbin, sedangkan steam untuk main plant bisa dipenuhi dari ekstraksi dari turbin, tinggal didesain jumlah ekstraksinya sesuai dengan kebutuhan di main plant, maka semua terselesaikan. Eit tunggu dulu. Menggunakan steam dari ekstraksi turbin berarti harus menjalankan turbin. Bagaimana kalau turbin tidak jalan sedangkan main plant membutuhkan steam, untuk cleaning misalnya? Dan bagaimana juga pada saat beban listrik turun sedangkan jumlah steam yang dibutuhkan bertambah? Hal ini perlu dipikirkan juga karena tidak selamanya kebutuhan steam dan power sesuai dengan desain awal, bisa saja ada gangguan. Untuk itulah diperlukan adanya “by pass” dari high pressure steam ke low pressure steam (kebutuhan main plant) jika main source steam untuk main plant adalah dari ekstraksi turbin. Bukanlah sesuatu yang mahal sebenarnya, tapi dengan menambahkan “by pass” tersebut, maka pabrik menjadi lebih reliable. By pass ini sering disebut dengan pressure reducing and desuperheating system (PRDS), yang terdiri dari pressure reducing valve dan injeksi air demin untuk desuperheating.


Ubuntu, Linux for Human Being

Ubuntu, salah satu linux community, meluncurkan varian terbaru dari ubuntu, yaitu ubuntu 8.04 Hardy Heron. Ubuntu ini memang merupakan salah satu varian linux yang banyak dipakai karena kemudahannya. Bagi pengguna windows, pasti tidak akan banyak menemui masalah dengan Ubuntu. Aku pernah mencoba menginstall Ubuntu 7.04 yang hanya dengan sekali install, semua program yang dibutuhkan sudah ada didalamnya. Operating system ini sangat bagus, lebih bagus dari windows menurutku karena lebih cepat, lebih bersih, dan cukup familiar. Hanya permasalahannya adalah beberapa program seperti Auto CAD, Hysys, Aspen plus, berbagai Games, dll belum tersedia di sini.

Ubuntu 8.04 hadir dengan berbagai kelebihan, salah satunya adalah internet. Hardy Heron ini memang diciptakan untuk Mobile Internt Device (MID) oleh karena ini fitur-fitur internet sangat di maksimalkan disini. Hanya satu persoalan yang masih mengganjal sampai saat ini, sound card laptop ku tidak terbaca, sehingga sampai saat ini, laptop ini masih bisu. Bukan jadi hal yang penting karena memang kualitas suara dari laptop ini tidaklah menonjol, sehingga aku sendiri lebih suka mendengarkan musik di MP3 player atau lewat walkman player 3 yang sudah terinstal di HP ku.

Untuk software sekelas office, Ubuntu ini sudah mengandung Open Office 2.4 yang tampilannya tidak jauh beda dengan Ms. Office 2003. Fasilitas email POP sebagai pengganti outlook tersedia dengan nama Evolution. Installasi software-software lain dapat dilakukan dengan mudah melalui Synaptic Package Manager yang mengandalkan software-software open source dari internet.

Dengan berbagai fasilitas ini yang semuanya gratis minus games, Ubuntu menjadi pilihan untuk menggantikan windows yang sudah kontra produktif dengan makin banyaknya software games yang dengan mudah bisa diinstall didalamnya. Yang membuatku heran, mengapa pemerintah justru membeli lisensi dari Microsoft untuk Windows nya dengan harga miliaran sementara pegawai pemerintahan hanya menggunakan untuk mengetik, presentasi, spreadsheet yang semua itu disediakan dengan gratis dan lebih baik oleh Linux. Dan lebih lagi, Windows ini bisa dengan mudah terserang virus dan tidak jarang juga komputer Windows milik kantor-kantor pemerintahan hanya berisi program-program game yang kontra produktif.

Hal yang menggembirakan, sekarang sudah ada program Wine (meskipun aku belum berhasil menginstall program ini) di Linux. Dengan program ini, program-program yang berjalan di platform Windows bisa juga di instal di Linux, jadi tidak perlu khawatir untuk membuka file CAD di Linux. Dengan begitu, seharusnya perusahaan tempatku bekerja sudah harus berfikir untuk beralih ke Linux. Menghemat pengeluaran dan meningkatkan produktifitas karena tidak semua orang mahir menambahkan software games ke Linux.