Reaktor Biodiesel Skala Rumah Tangga

Pembuatan biodiesel skala rumah tangga (untuk pemakaian sendiri) sangat banyak dilakukan oleh masyarakat biodiesel di luar-luar negeri. Peralatan yang diperlukan sebenarnya sangat sederhana dan mudah di temui di sekitar kita. Berikut ini contoh penggunaan barang-barang bekas untuk membuat biodisel skala 100 liter per batch (bahan-bahan yang digunakan dapat dilihat pada postingan sebelumnya).

Untuk mereaksikan minyak nabati dan metanol dapat digunakan sebuah reaktor sederhana yang terbuat dari drum bekas (volume sekitar 150 liter). Sebagai tempat pencampuran katalis dengan metanol digunakan jerigen (volume sekitar 25 liter). Drum dengan jerigen ini dihubungkan dengan pipa atau selang untuk menjaga tekanan di dalam drum dan jerigen sama.

Campuran ini akan diumpankan kedalam reaktor secara bertahap selama proses reaksi berlangsung atau sekitar 60 menit, untuk itu perlu dipasang valve untuk mengatur flow metanol. Reaktor ini dilengkapi dengan pompa dengan kapasitas minimum 100 liter per menit. Pompa ini selain berfungsi sebagai alat transfer juga sebagai pengaduk. Untuk mendapatkan temperatur reaksi yang optimal, reaktor ini dapat dilengkapi dengan pemanas listrik atau minyak nabati yang akan direaksikan dipanaskan terlebih dahulu dengan menggunakan tungku api atau pemanas matahari hingga 65 oC (temperatur optimum untuk reaksi ini adalah 60 oC).

Setelah reaksi selesai, produk yang terbentuk (biodisel + gliserin) didiamkan didalam reaktor untuk proses pemisahan. Gliserin dan biodiesel akan memisah dalam waktu 1 jam. Gliserin di drain melalui line drain (2) hingga diperoleh fasa biodiesel (berarti gliserin sudah sebagian besar di drain. Setelah fasa gliserin habis, biodiesel didiamkan lebih lanjut untuk mengendapkan gliserin yang kemungkinan masih belum mengendap dan kemudian dilakukan kembali proses drain gliserin hingga didapatkan biodiesel (fasa gliserin sudah cukup sedikit). Fasa gliserin dan biodiesel dapat dibedakan dengan mudah dari warna dan kekentalannya, gliserin akan cenderung berwarna lebih gelap dan kental sedangkan biodiesel berwarna cerah dan encer. Biodiesel kemudian di keluarkan melalui no (3) untuk disimpan atau digunakan sebagai campuran solar untuk mesin diesel.

Biodiesel yang masih tersisa di tangki (sekitar 20 cm) disimpan ditempat lain. Biodiesel ini akan dimasukkan ke reaktor pada proses berikutnya, yaitu pada proses pengendapan setelah reaksi biodisel yang kedua selesai. Fasa gliserin yang diperoleh (sekitar 10% dari volume biodisel yang diperoleh) dapat dibakar untuk proses pemanasan minyak.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat biodisel:

  1. metanol merupakan bahan yang mempunyai titik didih rendah (mudah menguap) sangat mudah terbakar dan beracun, sehingga penanganannya harus hati-hati. Untuk itu tidak boleh ada kebocoran pada sistem reaktor ini.
  2. Katalis (KOH atau NaOH) merupakan bahan kimia berbahaya dan korosif
  3. Pembakaran gliserin harus pada temperatur tinggi (api menyala) karena dapat menimbulkan gas beracun jika dibakar pada temperatur rendah.