Mobil Murah dan "Ramah Lingkungan"

Pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan untuk mendorong pengembangan mobil murah dan ramah lingkungan. Dengan berbagai kriteria, salah satunya adalah mobil dibatasi dengan kapasitas 1000 cc dan 1200 cc, kemudian harga jualnya dibawah 90 juta rupiah. Mobil ini nantinya ditargetkan untuk pengendara motor yang ingin beralih ke mobil.

Entah bagaimana cara perhitungan pemerintah tentang “ramah lingkungan”, motor bebek biasa konsumsi bahan bakar nya sekitar 1: 40 (1 liter bahan bakar untuk 40 km) bahkan lebih, sedangkan se irit-iritnya mobil masih di bawah 1:25, bagaimana bisa disebut ramah lingkungan? Sudah pasti semakin banyak bahan bakar di konsumsi per km semakin besar emisi yang dihasilkan.

Semakin banyak orang beralih dari motor ke mobil, maka semakin tidak effisien penggunaan bahan bakar. Sedangkan dengan kondisi sekarang saja, Jakarta sudah dinobatkan sebagai salah kota dengan polusi udara yang buruk, bagaimana jika nanti mobil-mobil murah membanjiri Jakarta. Belum lagi dengan kondisi yang sekarang saja, Indonesia sudah harus jadi net importer minyak bumi, bagaimana jika nanti tiba-tiba kebutuhan minyak meningkat?

Saya semakin yakin bahwa sebenarnya pemerintah tidak pernah berniat untuk memperbaiki/menjaga lingkungan. Kata-kata “Ramah lingkungan” hanyalah sloga belaka yang dipakai hanya sebagai kata-kata promosi saja, tidak lebih. Kita harus lebih berhati-hati terhadap semua label “Ramah lingkungan” karena banyak orang memanfaatkan label itu untuk kepentingan tertentu.

Beberapa hal yang harusnya dilakukan pemerintah (menurut saya):

  1. Menaikkan harga premium agar pemilik mobil manjadi aware dengan konsumsi bahan bakarnya. Dengan sendirinya mobil-mobil boros bahan bakar tidak akan laku dan mobil-mobil tua yang boros bahan bakar otomatis akan tersingkirkan
  2. Membangun sarana & pra sarana kendaraan angkutan massal yang bagus
  3. Melakukan pembatasan emisi kendaraan dengan tegas

Memang dengan begini, sector otomotif akan agak tergerus, tapi toh sector otomotif bukan benar-benar menjadi kebutuhan pokok rakyat, dan juga Indonesia juga sekedar menjadi konsumen bagi industry otomotif, dengan Jepang, Eropa, dan Amerika yang akan mengeruk keuntungannya.

Mobil murah dan “Ramah Lingkungan” ini sebaiknya di review lagi lebih dalam..

Bahaya Merokok

Safety talks on 21 August 2010


 

Mengapa Rokok berbahaya bagi kesehatan:

  1. Rokok mengandung lebih dari 200 jenis racun, diantaranya adalah tar / asphalt yang merupakan gabungan dari berbagai hydrocarbon yang dapat menempel di paru-paru dan bersifat karsinogen (penyebab kanker), Nikotin yang memberikan efek tenang dan dapat menyebabkan kecanduan, carbonmonoxide yang dapat mengganggu suplai oksigen kedalam tubuh kita, hydrogen cyanide: bahan kimia paling beracun, pada perang dunia II hydrogen cyanide ini digunakan untuk pembunuhan masal oleh tentara Jerman.
  2. Asap sampingan rokok mengandung lebih banyak lagi bahan kimia berbahaya, itulah sebab selain membunuh diri sediri perokok juga membunuh orang disekitarnya.
  3. Perokok mempunyai peluang 14x lebih tinggi terkena kanker paru-paru, 2x kanker prostat, dan 2x penyakit jantung dibandingkan bukan perokok
  4. Yang paling penting untuk laki-laki adalah merokok dapat menyebabkan impotensi

Bagaimana cara berhenti merokok:

  1. Yakinkan diri bahwa berhenti merokok akan membuat kualitas hidup lebih baik dan akan lebih cepat mati jika terus merokok.
  2. Buang jauh-jauh semua barang yang berhubungan dengan rokok seperti lighter, asbak, dll
  3. Kurangi sedikit demi sedikit frekuensi merokok, puasa boleh jadi cara untuk mengurangi rokok
  4. Perbanyak olahraga dan banyak minum air untuk melupakan rokok dan mengeluarkan racun dari kebiasaan merokok


 

Breathe healthily, live happily

Energy [R]evolution II

Minyak bumi masih menjadi sumber energi utama yang menggerakkan dunia. Bersamaan dengan itu, tingkat polusi semakin meningkat dan global warming semakin menjadi kenyataan. Kompas.com melaporkan bahwa 20 hingga 30 tahun lagi gletser di papua akan musnah karena naiknya suhu bumi.

Cerita lain lagi datang dari teluk meksiko dimana terjadi kecelakaan hebat di platform milik BP yang mengakibatkan tumpahan minyak telah menyebar luas dan menyebabkan polusi hebat dan menambahkan catatatn hitam untuk minyak bumi.

Belum lagi tentang cerita minyak bumi yang disamarkan menjadi “senjata pemusnah missal” oleh amerika untuk dijadikan alasan menginvasi Irak. Atau cerita pengeboran oleh lapindo yang sampai saat ini belum ada solusinya. Minyak bumi telah menimbulkan bencana yang sangat besar, baik bencana yang telah terjadi maupun yang masih potensial yang akan jauh lebih besar pengaruhnya terhadap ekosistem.

Pembakaran minyak (dan gas) selalu berujung pada pembentukan CO2. Pada prinsipnya semua pembakaran menghasilkan CO2, bahkan pembakaran energy renewable seperti biodiesel dan Bioethanol pun menghasilkan CO2, bedanya CO2 yang dihasilkan oleh pembakaran biofuel berasal dari atmosfer juga yang kemudian di konversi oleh tumbuhan menjadi minyak dan karbohidrat dan kemudian diubah lagi menjadi biofuel yang kembali lagi menjadi CO2. Pembentukan CO2 dari biofuel membentuk siklus dengan konversi CO2 menjadi minyak atau karbohidrat sehingga jumlah CO2 yang ada di atmosfer akan relatif konstan, atau kalaupun naik tidak sebanyak yang terjadi sekarang. Sementara itu pembakaran minyak bumi tidak bisa membentuk siklus karena proses pembentukan minyak sendiri memerlukan waktu yang relatif sangat lama, sampai berjuta-juta tahun.

Apakah bumi sudah kehabisan sumber energi sehingga kita sedemikian tergantungnya pada minyak bumi? Apakah tidak ada sumber energi lain yang lebih baik dan aman? Sebenarnya sumber energi tidak pernah jauh dari kehidupan sehari-hari, sinar matahari yang kita rasakan setiap hari ada salah satu sumber energi yang sangat besar, angin yang bertiup setiap saat juga berarti energi. Tidak perlu bicara tentang jarak pagar atau CPO, bahkan sampah yang tiap hari kita hasilkan pun juga berarti energi. Belum lagi tentang ombak di laut, sungai-sungai yang mengalir, lingkaran gunung api, dll.

Tuhan telah menciptakan sedemikian banyak sumberdaya untuk energi. Memang benar, minyak bumi pun juga ciptaan Tuhan, tetapi manusia diberikan akal untuk memilih mana yang baik dan buruk. Tidak perlu bersusah payah mengebor dalam perut bumi, energi matahari dapat kita jumpai di setiap tempat (terutama untuk daerah tropis seperti Indonesia), tanpa perlu khawatir akan banjir lumpur, bocor, meluber, dan mencemari ligkungan. Tapi ironisnya, energi matahari yang sedemikian besar justru tidak dilirik untuk menciptakan ketahanan energi dalam skenario blue print ketahanan energi nasional. Dan justru batubara, yang jauh lebih berbahaya dan lebih buruk efeknya terhadap bumi, yang dijadikan harapan untuk menggantikan minyak bumi yang makin habis.

Biarkan minyak bumi (dan juga batubara) tetap didalam perut bumi dan mulailah Energy [R]evolution. Aku bukan orang yang anti dengan minyak, tetapi jika aku diberikan pilihan, aku akan memilih yang lebih baik.